Universitas Islam Indonesia Jadi Yang Pertama Inisiasi Sekolah Lansia Berbasis Perguruan Tinggi

Langkah Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merancang dan menginisiasi Sekolah Lansia di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) disambut antusias oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah. Hal ini disampaikan Iqbal di depan Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. saat acara Launching Sekolah Lansia “Maharani” sekaligus Expo KKN Tematik Layanan Lansia Terintegrasi di RTHP Taman Bumen Kelurahan Purbayan Kotagede Yogyakarta, Rabu (26/02/2025).

”UII merupakan Perguruan Tinggi Pertama di Indonesia yang menjadi basis pembentukan Sekolah Lansia di Kelompok BKL, hal ini sangat membanggakan. Semoga hal baik ini bisa diikuti oleh Perguruan Tinggi lainnya, baik di DIY maupun Indonesia”, ungkap Iqbal dalam sambutannya. Jejaring kemitraan UII telah membuka ruang kesempatan yang luas untuk mewujudkan berbagai gagasan, aksi, dan kontribusi yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas.

Sekolah Lansia sebenarnya bukanlah sekolah dalam pengertian jenjang pendidikan formal Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi. Sekolah Lansia merupakan upaya pendidikan secara non formal yang dilaksanakan dalam Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang merupakan kelompok kegiatan binaan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga). Jadi Sekolah Lansia merupakan upaya komunitas yaitu kelompk BKL pembelajaran bagi lansia, terutama lansia yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat.

“Di DIY sudah ada 16 sekolah lansia berbasis APBN, APBD dan komunitas. Namun, sekolah lansia berbasis perguruan tinggi baru pertama kali dari Kelurahan Purbayan ini untuk Indonesia. Kami akan mengampanyekan agar sekolah lansia berbasis perguruan tinggi yang diawali UII ini bisa diterapkan secara nasional,” tambah Iqbal, mengapresiasi inisiatif UII.

Sementara itu menurut Rektor UII Prof. Fathul Wahid, kegiatan KKN yang dilakukan oleh UII dilaksanakan dengan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dan potensi daerah yang bisa dikembangkan. Harapannya apa yang akan dilakukan seperti peresmian sekolah Lansia dan Expo KKN Tematik Pendampingan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini dapat menjadi bukti untuk memahami potensi masalah dan UII ingin hadir sebagai bagian dari solusi tersebut. Bisa jadi belum sempurna namun Insya Allah sepanjang waktu bisa mengalami perbaikan dan dilengkapi secara lebih baik lagi, ujar Fathul Wahid.

Saat ini jumlah lansia di Kelurahan Purbayan ada 1.000 lebih. Bahkan ada 58 Lansia yang perlu pendampingan rutin perawatan jangka panjang. Lansia secara sosiologis merupakan fakta yang sifatnya alami, semua orang akan mengalaminya.

“Sehingga bila ada ekosistem yang mendukung semua orang akan menua secara nyaman. Karena yakin, akan ada orang yang peduli. Lansia itu penginnya mandiri tidak ingin merepotkan orang lain,” kata Prof Fathul.

Pemerintah Kota Yogyakarta yang diwakili Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda, Agus Salim menyampaikan bahwa saat ini proporsi Lansia di DIY mencapai 17% dari total jumlah penduduk dan menjadi provinsi dengan jumlah Lansia terbanyak se-Indonesia. Bappenas bekerjasama dengan ADB telah mengembangkan layanan Lansia yang cocok untuk Indonesia yang salah satu wilayah lokus pilot project-nya adalah di Kota Yogyakarta untuk DIY, sehingga pihaknya menyambut baik dan memberikan apresiasinya terhadap peresmian Sekolah Lansia “Maharani” di Kelurahan Purbayan ini.

Launching Sekolah lansia “Maharani” ini ditandai dengan pengalungan samir kepada dua orang wakil siswa sekolah Lansia oleh Rektor UII dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Muhammad Iqbal Apriansyah dilanjutkan penandatanganan Nota Kerjasama (MOU) antara UII dengan Perwakilan BKKBN DIY tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Peningkatan Kualitas SDM.

 

penulis : Ahmad Affandi

 

Post Terkait